Sabtu, 11 Januari 2014

Bangkok, Hong Nam Style!

Bangkok - Ini bukan plesetan Gangnam Style. Tapi Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Thailand punya 3 rahasia yang banyak turis belum tahu, termasuk hong nam alias toiletnya.

detikTravel tiba di Bandara Suvarnabhumi pada Minggu (26/11/2012) siang. Seorang pria tua menyambut saya, Supachai Janesaksrisakul namanya, Managing Director dari Janesak Travel yang merupakan salah satu perusahaan traveling mumpuni di Thailand.

"Antrean imigrasi panjang, ikut saya saja yuk!" ajak dia.

Kemana? Rupanya ada sudut-sudut lain dari Bandara Suvarnabhumi yang belum atau luput dari perhatian wisatawan. Supachai membagi informasinya untuk kita:

1. Toilet

"Hong nam! Hong nam!" kata Supachai kepada kami. Itu adalah bahasa Thai untuk toilet. Semua orang yang baru terbang berjam-jam pasti kebelet ingin buang air kecil. Begitu pun saat baru tiba di Bandara Suvarnabhumi, toilet pertama yang terlihat langsung diserbu.

Tapi Supachai menahan langkah kami, toilet itu penuh antrean penumpang. Rupanya karena di dalam hanya ada tiga kabin untuk buang air, baik toilet pria dan wanita. Menurut Supachai, ada hong nam yang lebih baik di dekat pemeriksaan imigras
Benar saja, hong nam itu lebih besar, lebih sepi dan lebih bersih. Jadi kalau Anda kebelet saat baru tiba di Bandara Suvarnabhumi, tahan diri Anda sampai dekat dengan gerbang pemeriksaan imigrasi. Di sana akan ada toilet alias hong nam yang jauh lebih baik.

"Hong nam style!" celetuk Indra Nugraha dari Tourism Authority Thailand.

2. Premium Lane

Antrean imigrasi di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, luar biasa panjangnya. Supachai mengungkapkan rupanya ada gerbang imigrasi lain.

"Gerbang imigrasi ada 3. Yang biasa dipakai wisatawan itu gerbang imigrasi 3. Kita pakai gerbang imigrasi 2," kata dia.

Banyak wisatawan tidak tahu adanya gerbang imigrasi lain di Suvarnabhumi. Rupanya ini adalah adalah gerbang imigrasi diplomatik, pramugari serta pilot, dan penumpang kelas satu. Lantas Supachai memberi saya kartu Premium Lane, kartu sakti untuk melintas di gerbang imigrasi 2.

'Not For Sale' begitu tulisan di kartu itu. Wah, bagaimana Supachai bisa mendapatkannya? Saat saya hendak mengambil bagasi jelaslah siapa pria tua ini. Rupanya penjemput saya adalah anggota DPR Thailand! Pantaslah dia mendapat kartu sakti ini.

 "Saya bukan pendukung merah (pro Thaksin-red) atau kuning (pro monariki-red), saya independen. Dari dulu bisnis wisata, jadi penasihat pemerintah, sekarang jadi anggota DPR independen," kata dia.

Wah, kalau begini, kartu saktinya tidak bisa dipakai secara bebas.

3. Restoran murah meriah

Saat baru datang atau hendak pulang, wisatawan kerap mencari makan di Suvarnabhumi yang melimpah dengan aneka restoran. Tapi harganya memang tidak murah. Nah, Supachai punya rahasia.

"Turun saja ke lantai paling bawah, dekat terminal bus bandara," kata Supachai yang tidak bisa lama menjemput kita, karena harus kembali sibuk dengan urusannya di parlemen.

Kami lantas turun ke lantai paling bawah bandara. Di tempat yang dimaksud rupanya ada Magic Food Point. Ini bukan restoran, lebih tepatnya kantin foodcourt, lengkap dengan puluhan penjual makanan termasuk masakan halal. Ada deretan meja-meja, hiruk pikuk dan pelayan menjatuhkan piring melamin. Krompyaang!

"Ini sebenarnya kantin karyawan, tahu," kata Indra.

Tapi, hei! Para backpacker hilir mudik ke tempat ini. Wah..wah..wah, ini rupanya tempat makan murah yang tersembunyi di kolong Bandara Suvarnabhumi. Cukup merogoh kocek THB 50 atau Rp 15.000, sudah bisa makan satu porsi yang mengenyangkan. Harganya sama saja dengan kantin di kantor Anda, bukan?

Selamat datang di Bangkok!

sumber: detikTravel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar