Minggu, 19 Mei 2013
Kawah Putih yang Masih Cantik Jelita
kawah putih, hijau tosca ferform
Kawah Putih di Bandung Selatan bukanlah tempat wisata yang terbilang baru. Tapi kecantikannya tak pernah luntur. Kawah Putih malah semakin bersolek, semakin menarik untuk dikunjungi.
"Harus segera ke Kawah Putih. Soalnya di musim seperti ini, cuaca di puncak bisa berubah cepat," tutur salah satu tetangga di penginapan saya. Kebetulan di adalah orang setempat yang tahu banyak tentang destinasi wisata di Gunung Patuha ini.
Benar saja, peringatannya terbukti. Setelah hampir 30 menit di Kawah Putih, awan mendung merundung langit. Hujan mulai turun. Wisatawan yang tak mau kehujanan tentu harus siap menyingkir dari Kawah Putih dan kembali ke tempat parkir. Tapi bagi yang ingin menikmati hujan, bisa menyewa payung atau sekalian hujan-hujanan.
Kawah Putih masih memesona seperti dulu. Meskipun Anda sebaiknya sedia masker saat berada di sana. Bau belerang bisa membuat pengunjung batuk-batuk, atau bahkan pingsan kalau Anda tidak kuat. Namun kawah yang berwarna putih kehijauan itu menyuguhkan panorama yang tak akan terlupakan.
Tempat wisata ini, saya perhatikan semakin terorganisir dan bersih. Tahun 2010 saat saya mengunjungi Kawah Putih untuk naik ontang-anting (angkutan umum) harus rebutan dengan pengunjung lain. Tapi sekarang tidak lagi. Tinggal bilang ke penjaganya, mereka pun akan merapikan antrian.
Tempat menunggu juga sudah lebih tertata. Tak perlu takut kehujanan kalau sedang menunggu teman, atau giliran naik ontang-anting menuju kawah. Di pelataran dekat tempat parkir juga terdapat tulisan Kawah Putih, besar-besar, lengkap dengan pelataran untuk berfoto ria.
Untuk aspek kebersihan, saya acungkan jempol. Petugas kebersihan selalu sigap. Tempat sampah tersedia tiap beberapa meter, sehingga wisatawan tak menyampah sembarangan. Namun pengunjung yang membawa makanan tetap harus ingat, tak boleh meninggalkan sampah barang sedikit pun agar kebersihan tempat ini terjaga.
Untuk menikmati keindahan Kawah Putih, wisatawan memang harus merogoh kocek agak dalam. Mereka yang menggunakan mobil pribadi harus menyediakan Rp 150.000, belum termasuk Rp 15.000 untuk karcis per orang. Tapi Anda bisa naik ontang-anting yang harganya Rp 25.000 untuk bolak-balik. Cukup mahal memang, tapi setidaknya uang itu digunakan dengan benar oleh pengelola setempat.
sumber: detikTravel
analisa: sangat dibutuhkan tempat wisata yg masih bersih, air jernih dan pemandangan indah. tempat ini jadi salah satu tujuan beberapa traveler untuk berlibur ataupun foto prewedding karena keindahan alamnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar