Mengenal Kanker Servik Sejak Dini
Kanker serviks merupakan salah satu kanker mematikan dan pada umumnya meyerang kaum wanita. Jenis kanker ini memang jarang mendapat perhatian dari sebagian besar kaum wanita di bandingkan kanker lain seperti kanker payudara yang memang sudah banyak dikenal para wanita.
Kanker serviks secara umum disebabkan suka berganti pasangan, seks pada usia dini (usia belasan tahun) yang secara umum nya dilakukan kalangan remaja, hal ini menjadi salah satu penyebab meluasnya penderita kanker serviks yang bisa menyerang kaum wanita.
Melakukan hubungan di usia muda, yaitu pada usia belasan tahun, membuat kuman yang merupakan cikal bakal kanker akan sangat mudah menyerang karena rahim masih amat rentan dengan berbagai virus dan kuman.
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Apa saja gejalanya?
Kanker servik tidak memiliki gejala yang mudah diamati atau bahkan sama sekali tidak dirasakan jika sedang diincar penyakit ini karena itu bagi anda yang aktif dalam hubungan seksual alangkah baiknya memeriksakan diri dan melakukan tes pap smear 2 tahun sekali.
Kalaupun ada gejala secara fisik kanker serviks biasa dirasakan jika sudah pada stadium lanjut seperti timbulnya pendarahan dan rasa sakit saat berhubungan badan, keputihan yang berlebihan dan di rasa tidak normal, adanya perdarahan di luar siklus menstruasi, serta menurunnya berat badan drastis.
Jika kanker servik sudah menyebar pada bagian panggul, penderita akan merasakan keluhan nyeri punggung, pembesaran ginjal termasuk hambatan dalam berkemih.
Seperti dinyatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang penyebabkan kematian tertinggi dibandingkan jenis kanker lain yang menyerang kaum wanita di dunia. Di Indonesia penderita kanker serviks terditeksi sekitar 15.000 kasus setiap tahunnya dan 8.000 diantaranya berakhir dengan kematian.
Dari kasus di atas hanya jumlah yang terditeksi dan umumnya wanita yang secara sadar melakukan pemeriksaan ke dokter, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak menyadari dan secara rutin memeriksakan kesehatan? Itu pula yang menjadi alasan Mengapa Kanker serviks bisa begitu berbahaya? Dan secara umum kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi sampai penyakit telah mencapai stadium lanjut.
Demikian disampaikan Ahli Kandungan dan Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr. Alfaina Wahyuni, M. Kes, Sp. OG dalam Seminar Awam ‘Mengenal dan Mencegah Kanker Leher Rahim’ di Asri Medical Center (AMC-UMY) Sabtu (30/4).
Lebih lanjut Alfaina menjelaskan kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel abnormal pada leher rahim. Penyebabnya yaitu Human Papiloma Virus (HPV). “Setiap wanita segala usia dapat terkena kanker serviks. Tetapi jarang ditemukan pada usia sebelum 20 tahun.”jelasnya.
Selain itu terkait dengan penggunaan pembalut wanita ketika menstruasi atau datang bulan, disarankan hanya menggunakan pembalut ketika memang sedang menstruasi dan juga harus sering diganti.
“Karena penggunaan pembalut akan menimbulkan kelembapan berlebih di daerah kewanitaan. Kemudian yang perlu diingat juga dalam penggunaan cairan-cairan pembersih vagina, jangan terlalu sering. Ketika rutin atau setiap hari mengunakan cairan tersebut justru akan menghilangkan kuman-kuman baik yang ada di vagina.”urainya.
Terkait dengan pencegahan kanker serviks dalam penuturannya ada beberapa hal yang bisa dilakukan. “Dengan menghindari faktor resiko seperti menunda hubungan seksual atau menikah hingga usia 20 tahun atau lebih, tidak berganti-ganti pasangan, menghindari Penyakit Menular Seksual (PMS), tidak merokok, hidup sehat, cukup gizi mulai dari vitamin A, C, beta carotene maupun asam folat.”tuturnya.
Sementara itu Ahli Obstetri dan Ginekologi FKIK UMY, Dr. Supriyatiningsih, M. Kes, Sp. OG dalam kesempatan tersebut juga menambahkan, untuk pencegahan terhadap kanker leher rahim tersebut dapat dilakukan dengan pencegahan primer dan sekunder.
“Pencegahan primer untuk orang-orang tanpa bukti klinis belum terkena penyakit dapat dilakukan dengan vaksin dan juga edukasi atau sosialisasi terhadap masyarakat mengenai bahaya kanker leher rahim. Kemudian pencegahan sekunder untuk orangorang yang sudah terbukti klinis terkena penyakit. Hal ini dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan perjalanan penyakit. Misalnya melakukan skrining atau deteksi dini dengan pap’smear. Pap’smear dilakukan untuk wanita yang sudah melakukan hubungan seksual atau menikah. Jika belum menikah maka tidak melakukan pap’smear tetapi diberikan vaksin,”tegasnya.
Mengapa vaksinasi, dalam pemaparannya risiko HPV bermula pada usia remaja dan terus berlanjut. Inveksi Papiloma Virus (PV) tidak memberikan respon imun kuat untuk mencegah infeksi berulang. “Kemudian imunitas manusia secara alamiah akan menurun seiring dengan bertambah usia. sehingga semakin bertambah usia semakin bertambah juga risiko terkena HPV. Vaksin sebaiknya diberikan sebelum terpapar infeskis HPV misalnya sejak usia remaja 10 hingga 24 tahun sampai dengan 45 tahun,”paparnya.
Bagaimana Cara penularannya?
Penularan pada servik atau virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama jika seringkali berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Artinya bahwa penularan virus ini tidak hanya melalui cairan tapi bisa dengan sentuhan kulit karena itu penggunaan kondom dalam melakukan hubungan badan tidak begitu memiliki pengaruh untuk mencegah penularan virus HPV ini.
Tips Merawat Serviks
Soal tips merawat serviks, sebenarnya gampang-gampang susah. Karena kondisi setiap perempuan berbeda. Baik dari segi lingkungan tempat tinggal, budaya, finansial, dan keadaan-keadaan yang dapat membuat perempuan mengesampingkan “tugas merawat” organ ini. Namun, jika tidak ingin menyesal di kemudian hari, upayakan saja semaksimal mungkin hal-hal berikut ini:
1. Selalu menjaga kebersihan bagian dalam serviks. Caranya dengan mengusap dari depan ke belakang setelah buang air. Gunakan air bersih yang mengalir dan jaga agar vagina tetap kering. Hal ini perlu dilakukan agar kuman berbahaya tidak mudah berkembang biak.
2. Memperbaiki gaya hidup. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan organik dan sehat, melakukan olahraga yang tidak membahayakan kondisi reproduksi, tidak merokok, dan lain-lain.
3. Melakukan seks yang aman dan sehat dengan suami. Kebersihan dan kesehatan organ intim kedua belah pihak (suami maupun istri) juga penting dijaga agar tidak menularkan penyakit yang bisa membahayakan serviks.
4. Menghindari douching atau cuci vagina secara berlebihan. Terlalu sering mencuci vagina dapat membahayakan fungsi alami pada alat reproduksi itu sendiri. Yakni dapat membuat kondisi vagina kering sehingga kuman dan bakteri mudah masuk.
5. Melakukan tes Pap smear dan pemeriksaan pada vagina dan rahim secara medis untuk mengetahui kesehatan alat reproduksi.
ok gals, waspada bahaya serviks, tanayakan pada dokter untuk tau lebih lanjut.
terimakasih:)
sumber:
www.cancer.org
www.medicinenet.com
Majalah Mother & Baby
Tidak ada komentar:
Posting Komentar